Jam Ne

Selasa, 21 Juni 2011

PROTOKOL DATA LINK CONTROL

1 Flow Control
            Flow control adalah sebuah teknik untuk meyakinkan bahwa entisitas pengirim tidak melebihi entitas yang diterima data. Entisitas yang diterima secar khas mengalokasi sebuah bufer data dengan beberapa panjang maksimum untuk sebuah transmisi. Ketika data diterima, receiver harus melakukan sejumlah pengolahan tertentu sebelum memindahkan data ke piranti lunak yang levelnya-lebih-tinggi. Dengan tidak adanya flow control, bufer receiver mungkin terisi dan terlalu penuh ketika sedang mengolah data lama.
1.1 Stop-and-Wait Control
            Bentuk yang paling sederhana dari flow control, dikenal sebagai stop-and-wait flow control, bekerja sebagai berikut. Entisitas sumber mengirimkan sebuah frame. Setelah entisitas tujuan menerima frame tersebut, hal ini mengindikasikan keinginan untuk menerima frame lain dengan mengirimkan kembali jawaban bahwa frame baru saja diterima. Entisitas sumber harus menunggu sampai ia menerima jawaban tersebut sebelum mengirimkan frame tersebut. Dengan demikian, entisitas tujuan dapat memberhentikan aliran data dengan menahan jawaban. Prosedur ini bekerja dengan baik dan, sesungguhnya, mungkin sulit untuk dikembangkan ketika pesan dikirmkan dalam beberapa frame besar. Bagaimanapun, sering kali terjadi kasus di mana sebuah sumber akan memisahkan sejumlah besar blok data ke dalam blok data yang lebih kecil dan mentransmisikan data tersebut dalam banyak frame.
1.2 Sliding-Window Flow Control
            Inti dari permasalahan yang digambarkan sejauh ini adalah bahwa hanya satu frame pada satu waktu yang dapat dikirimkan. Pada situasi ketika panjang bit dari link lebih besar dari panjang frame (a > 1), menghasilkan ketidakefisienan yang serius. Efisiensi dapat sangat dikembangkan dengan membiarkan berbagai frame dikirimkan pada waktu yang sama operasi ini disebut dengan sliding-window flow control.
2 Control Kesalahan
            Kontrol kesalahan mengarah pada mekanisme untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang terjadi pada saat transmisi frame. Sebagai tambahan, kita mengakui kemungkinan adanya dua tipe kesalahan :
  1. Frame hilang
Sebuah frame yang tidak berhasil tiba di tempat tujuannya. Sebagai contoh, sebuah suara ledakan mungkin merusak sebuah frame, sampai pada tingkat di mana penerima tidak sadar bahwa sebuah frame telah dikirimkan.
  1. Frame rusak
Sebuah frame dikenali memang tiba, tetapi beberapa bitnya salah (telah berubah selama transmisi)
Teknik yang paling umum untuk kontrol kesalahan didasari oleh beberapa atau seluruh komponen berikut ini :
  • Deteksi kesalaha
  • Jawaban positif
tujuannya mengembalikan jawaban positif yang berhasi diterima, frame tanpa kesalahan
  • Transmisi ulang setelah waktu habis
Sumber mentransmisikan ulang sebuah frame yang belum dijawab setelah sejumlah waktu yang ditentukan
  • Jawaban negatif dan transmisi ulang
Tujuan mengembalikan sebuah frame jawaban negatif di mana kesalahan terdeteksi. Sumber akan mentransmisikan ulang. Sumber akan mentransmisikan ulang frame seperti itu
Secara kolektif, mekanisme ini dikenal sebagai pinta automatik pengulangan (autumatic repaeT request­- ARQ); pengaruh ARQ adalah untuk mengubah data link yang tidak dapat diandalkan menjadi dapat diandalkan. Ketiga versi ARQ telah distandarisasi, yaitu :
  1. Stop-and-Wait ARQ
  2. Go-Back-N ARQ
  3. Selective-Reject ARQ
3 High-Level Data Link Control (HDLC)
            Hal yan paling penting dari sebuah protokol data link control adalah HDLC. HDLC sebagai dasar bagi banyak protokol data link control lainnya, yang digunakan untuk format yang sama atau mirip dan mekanisme yang sama seperti dalam HDLC.
3.1 Karakteristik
            Untuk memuakan berbagai aplikasi, HDLC mendefinisikan tiga tipe stasiun, du alink, dan tiga mode operasi data transfer. Tiga stasiun tersebut, yaitu :
  1. Stasiun primer
Bertanggung jawab mengendalikan operasi link. Frame yang dihasilkan dari stasiun primer disebut perintah
  1. Stasiun sekunder
Beroperasi di bawah kendali stasiun primer. Frame yang dihasilkan oleh stasiun sekunder disebut respons. Stasiun mempertahankan link logic yang terpisah dengan setiap stasiun sekunder di setiap jalur.
  1. Stasiun gabungan
Menggabungkan fitur primer dan sekunder. Sebuah stasiun yang digabungkan menghasilkan perintah da respons.
Konfigurasi dua link tersebut adalah :
  1. Konfigurasi tidak seimbang
Terdiri dari satu primer dan satu atau lebih stasiun sekunder serta pendukung, baik transmisi full-duplex maupun half-duplex
  1. Konfigurasi seimbang
Terdiri dari dua stasiun yang digabungkan dan pendukung, baik transmisi full-duplex maupun half-duplex
Adatiga mode transfer, yaitu :
  1. Normal response mode (NRM)
Digunakan dengan konfigurasi yang tidak seimbang. Stasiun utama mungkin menginisiasi transfer data ke sebuah stasiun sekunder, tetapi sebuah stasiun sekunder hanya dapat mentrasmisikan data sesuai respons dari perintah stasiun primer.
  1. Asynchronous balanced mode (ABM)
Digunakan dalam konfigurasi yang seimbang. Stasiun gabungan dapat menginisiasi transmisi tanpa menerima izin dari stasiun gabungan lainnya
  1. Asychronous response mode (ARM)
Digunakan dalam konfigurasi yang tidak seimbang. Stasiun sekunder dapat menginisiasi transmisi tanpa secara eksplisit memperoleh izin dari stasiun primer. Stasiun primer masih memiliki tanggunga jawab terhadap jalur, termasuk inisiasi transmisi, pemulihan kesalahan, dan putusnya koneksi logis.
3.2 Struktur Frame
            HDLC menggunakan transmisi sinkron. Seluruh transmisi dalam bentuk frame, dan sebuah format frame tunggal mencukupi untuk semua pertukaran tipe data dan kontrol. Struktur frame HDLC adalah tanda (flag), alamat, dan kontrol yang mendahului hal-hal yang berkaitan dengan informasi disebut kepala (header). FCS dan field flag yang mengikuti hal-hal yang berkaitan dengan data disebut sebagai trailler. Field-field dalam HDLC :
  • Field alamat
  • Field kontrol
  • Field informasi
  • Field frame check sequnce.
3.3 Operasi
            Operasi HDLC terdiri dari pertukaran I-frame, dan U-frame di antara dua stasiun. Berbagai perintah dan respons yang ditetapkan untukk tipe-tipe frame ini terdaftar dalat tabel 7.1

 Operasi HDLC melibatkan tiga fase. Pertama, satu sisi atau sisi lainnya menginisiasi data link sehingga frame mungkin saja ditukar dalam bentuk yang berurutan. Selama fase ini, operasi yang digunakan sesuai dengan yang disetujui. Setelah inisialisasi, pertukaran data pengguna di kedua sisi dan kendali informasi untuk memamfaatkan flow control dan kontrol kesalaha. Pada akhirnya, satu dari kedua sisi memberikan sinyal untuk mengakhiri operasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar